ketika perempuan lajang belum menikah diumur tertentu  belum menikah  , di Indonesia ini banyak yang menjadi bahan cibiran orang dianggap omongan negatif dan paradigma buruk padahal menikah atau tidak menikah adalah pilihan perempuan. itu adalah budaya partriarki yang mengakar pada kehidupan kita sadar atau tidak sadar.

terkadang kita lupa bahwa pernikahan adalah kesepakatan dua belah pihak antara perempuan dan laki-laki.

maka lupakan lagu wanita dijajah pria sejak dulu karena  pria pun ada yang tersinggung ada yang merasa terzolimi oleh perempuan.

pada kenyataan jika kita menikahi seorang tentu saja kita menikahi, otomatis menjadi bagian dari keluarga orang itu sendiri.

aku berfikir tentang penugasan tugas rumah tangga yang selalu  semua dilakukan oleh perempuan.

kenapa tidak dilakukan secara bersama-sama?. 

menikah itu ada banyak pertimbangan , salah pilih orang ada dua pilihan wahai perempuan benar memilih jadi ratu salah memilih jadi babu.

kalau kita berfikir jernih bahwa pernikahan itu tujuannya untuk ibadah maka kita mencari yang agama nya melebihi kita. tapi kalau tujuan pernikahan adalah materi kita akan mencari yang kaya.

pilihan ada ditangan kalian karena hidup kalian yang menjalani, acara pernikahan pun kalian yang menentukan mau mewah ataupun sederhana .

tapi susah ya hidup dimasyarakat yang selalu bertanya kapan kapan menikah tanpa ada solusi?